Keadilan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Itulah bunyi sila
keempat symbol Negara kita. Keadilan adalah hal yang selalu dijunjung dan
dibanggakan di negeri ini. Dengan symbol padi dan kapas yang menjadi kebanggaan
serta menjadi tolak ukur perbedaan kita dengan Negara lain yang berfaham
ekonomi kapitalis.
Tetapi kita harus melihat lebih
dalam tentang makna symbol tersebut. Keadilan berasal dari kata adil yang artinya
tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Sedangkan kata adil itu bisa di bagi menjadi dua bagian yaitu adil dalam arti konsep keadilan dan adil
dalam pelaksaan konsep keadilan. Kalau di Negara ini memiliki hukum yang
memilik jargon keadilan yang dijunjung tinggi menjadi salah satu penguat
pemersatu serta menjadi nilai plus bagi bangsa ini, lalu bagai mana dengan
praktek keadilan dalama negeri ini.
Sejak era kemerdekaan Negara ini.
Banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kendali atas negeri
ini, baik itu skala ringgan maupun skala berat. Baik itu menimpa personal
maupun golongan. Hal tersebut dipicu oleh kekuasaan yang otoriter dan ingin
menang sendiri. Tidak mau dikritik dan merasa paling benar sendiri. Sehingga
dia berfikir saya penguasa dan saya adalah segalanya. Dengan begitu keadilan
inipun menjadi kacau balau. Bahkan hingga negeri ini berusia hampir satu abad, tetapi belum bisa menemukan jati
diri sebagai bangsa yang adil dan
beradab.
Selain itu bangsa ini juga salah
dalam memahami konsep keadilan. Ada yang berfikir bahwa keadilan itu adalah
menyamakan semua hak dan kewajiban tanpa melihat unsur di dalamnya. Sehingga
mengangap konsep keadilan itu adalah hanya bersifat relative. Yang maksudnya
ialah keadilan yang dinilai dari segi Public saja tanpa melihat konsep keadilan
dari segi individual. Sehingga kebanyakan keadilan dilihat dari hal yang
umum-umum saja. Dalam bahasa jawa ”Sing Penting Lumrah” yang penting
umum. Padahal keumuman belum tentun menjadi stadar kebenaran atau kebaikan.
Tetapi sebaiknya keadilan itu dilihat
menurut individu setelah itu secara umum (Public).Sehingga konsep keadilan akan
mejadi menyeluruh dari orang kelas bawah hingga kelas atas.
Dikarenakan keadilan yang digembor-gemborkan dinegara ini hanya keadilan
yang bersifat matrial saja. Dan standar kesukesan manusia itu hanya dilihat
dari segi luarnya saja. Maka yang terjadi adalah kesenjangan sosial dikalangan
masyarakat. Padahal kesuksesan meterial seseorang itu belum tentun membawa
kebaikan kepada orang lain. Bahkan dengan standar kesuksean ini bisa saja
menjadi kehancuran sebuah negara dan peradaban. Dikarenakan dia memilki
pengaruh dan kendali yang lebih dari pada orang lain.
Dan cara menyamakan adalah dengan
memberikan keadilan individual. Dan keadilan individual saat ini kurang begitu
diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Padahal keadilan ini adalah
yang menjadi penentu keberhasilan setiap Negara yang ingin maju dalam peradabanya.
Dan keadilan individu tersebut ialah etikan atau adab dalam berbuat, bekerja,
dan bertindak. Sehingga ketika orang malakukan tindakan mereka mempunyai
standar etika sebagai bangsa yang memiliki standar etika masyarakat timur,
bukan standar masyarakat barat yang condong pada hal kebebasan dan tidak
terkontrol.
Dengan begitu pembenahan standar keadilan
harus digarap oleh Negara serta didukung oleh masyarakat. karena testimony yang
sudah ada, Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang kehilanggan jati dirinya sebagai bangsa yang
memiliki rasa keadilan tinggi baik keadilan Individu maupun keadilan Public. Oleh sebab itu terjadilah
kebingguangan bagi para generasi penerusnya yang akan melanjutkan perjuangan
bangsa ini. Dia tidak tahu dalam memilih dan menentukan standar etika
masyarakat timur khusunya Indonesia. Sehingga yang terjadi, mereka mengadopsi
standar etika menurut tren masa kini. Yaitu kebebasan yang tidak ada kontrol. Sehingga terjadi kerusakan mental serta
spiritual bangsa ini. Dan kerusakan ini dapat berpengaruh dalam jangka panjang
terhadap pembangunan bangsa ini.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus dan pembaharu, harus lebih
ekstra dalam perbaikan moral dan spirtitual bangsa ini. Kerana moral yang akan menjadi
tolak ukur kesuksesasan dalam pembangunan negeri ini. Sebuah bangunana tidak
akan sukses dilaksanakan dengan sempurna jika pekerjanya rusak dalam moralnya.
Mereka akan menghalakan segala cara untuk bertindak sesuai keinginan hasratnya,
sehingga rencana dan kenyataanya berbeda. Berbeda dengan orang yang sudah
sukses dalam pendidikan moralnya. Mereka lebih banyak mempertimbangkan
tindakanya, apakah tindakanya merugikan orang lain atau tidak. Jika tidak maka
dia kerjakan tetapi jika ia maka dia tinggalkan. Itu salah satu gambaran
ringgan dari orang yang memiliki keberhasilan dalam pendidikan moralnya. Dia
lebih adil dalam memberikan tindakan dari pada orang yang memang gagal maupun
tidak tahu standar keadilan tersebut.
Begitupun dengan pembangunan negeri ini. Jika pemimpinya beres dan lulus
pendidikan moralnya, maka tidak diragukan lagi kemajuan negeri ini tidak
terbendung lagi. Baik itu kemajuan yang bersifan moral, spiritual, intelektual
maupun meterial. Sehingga peradaban bangsa ini akan kembali berjaya dimata
dunia. Oleh sebab itu kita harus sadar dan segera bangkit akan
kebobrokan mental bangsa ini. Yaitu dengan kembali kepada kebenaran dan
menjauhi keburukan yang akan menghancurkan peradaban bangsa ini.
Oleh Riska Vianto
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk meningkatkan Layanan kami