Selasa, 16 Januari 2018

Siapa Aku dan dimana bangsaku?


Keadilan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Itulah bunyi sila keempat symbol Negara kita. Keadilan adalah hal yang selalu dijunjung dan dibanggakan di negeri ini. Dengan symbol padi dan kapas yang menjadi kebanggaan serta menjadi tolak ukur perbedaan kita dengan Negara lain yang berfaham ekonomi kapitalis.
Tetapi kita harus melihat lebih dalam tentang makna symbol tersebut. Keadilan berasal dari kata adil yang artinya tidak berat sebelah  dan tidak memihak. Sedangkan kata adil itu bisa di bagi menjadi dua bagian yaitu  adil dalam arti konsep keadilan dan adil dalam pelaksaan konsep keadilan. Kalau di Negara ini memiliki hukum yang memilik jargon keadilan yang dijunjung tinggi menjadi salah satu penguat pemersatu serta menjadi nilai plus bagi bangsa ini, lalu bagai mana dengan praktek keadilan dalama negeri ini.
Sejak era kemerdekaan Negara ini. Banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kendali atas negeri ini, baik itu skala ringgan maupun skala berat. Baik itu menimpa personal maupun golongan. Hal tersebut dipicu oleh kekuasaan yang otoriter dan ingin menang sendiri. Tidak mau dikritik dan merasa paling benar sendiri. Sehingga dia berfikir saya penguasa dan saya adalah segalanya. Dengan begitu keadilan inipun menjadi kacau balau. Bahkan hingga negeri ini berusia hampir satu abad, tetapi belum bisa menemukan jati diri sebagai bangsa yang adil dan beradab.
Selain itu bangsa ini juga salah dalam memahami konsep keadilan. Ada yang berfikir bahwa keadilan itu adalah menyamakan semua hak dan kewajiban tanpa melihat unsur di dalamnya. Sehingga mengangap konsep keadilan itu adalah hanya bersifat relative. Yang maksudnya ialah keadilan yang dinilai dari segi Public saja tanpa melihat konsep keadilan dari segi individual. Sehingga kebanyakan keadilan dilihat dari hal yang umum-umum saja. Dalam bahasa jawa ”Sing Penting Lumrah” yang penting umum. Padahal keumuman belum tentun menjadi stadar kebenaran atau kebaikan. Tetapi sebaiknya keadilan itu dilihat menurut individu setelah itu secara umum (Public).Sehingga konsep keadilan akan mejadi menyeluruh dari orang kelas bawah hingga kelas atas.
Dikarenakan keadilan yang digembor-gemborkan dinegara ini hanya keadilan yang bersifat matrial saja. Dan standar kesukesan manusia itu hanya dilihat dari segi luarnya saja. Maka yang terjadi adalah kesenjangan sosial dikalangan masyarakat. Padahal kesuksesan meterial seseorang itu belum tentun membawa kebaikan kepada orang lain. Bahkan dengan standar kesuksean ini bisa saja menjadi kehancuran sebuah negara dan peradaban. Dikarenakan dia memilki pengaruh dan kendali yang lebih dari pada orang lain.
Dan cara menyamakan adalah dengan memberikan keadilan individual. Dan keadilan individual saat ini kurang begitu diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Padahal keadilan ini adalah yang menjadi penentu keberhasilan setiap Negara yang ingin maju dalam peradabanya. Dan keadilan individu tersebut ialah etikan atau adab dalam berbuat, bekerja, dan bertindak. Sehingga ketika orang malakukan tindakan mereka mempunyai standar etika sebagai bangsa yang memiliki standar etika masyarakat timur, bukan standar masyarakat barat yang condong pada hal kebebasan dan tidak terkontrol.
Dengan begitu pembenahan standar keadilan harus digarap oleh Negara serta didukung oleh masyarakat. karena testimony yang sudah ada, Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang kehilanggan jati dirinya sebagai bangsa yang memiliki rasa keadilan tinggi baik keadilan Individu maupun keadilan Public. Oleh sebab itu terjadilah kebingguangan bagi para generasi penerusnya yang akan melanjutkan perjuangan bangsa ini. Dia tidak tahu dalam memilih dan menentukan standar etika masyarakat timur khusunya Indonesia. Sehingga yang terjadi, mereka mengadopsi standar etika menurut tren masa kini. Yaitu kebebasan yang tidak ada kontrol. Sehingga terjadi kerusakan mental serta spiritual bangsa ini. Dan kerusakan ini dapat berpengaruh dalam jangka panjang terhadap pembangunan bangsa ini.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus dan pembaharu, harus lebih ekstra dalam perbaikan moral dan spirtitual bangsa ini. Kerana moral yang akan menjadi tolak ukur kesuksesasan dalam pembangunan negeri ini. Sebuah bangunana tidak akan sukses dilaksanakan dengan sempurna jika pekerjanya rusak dalam moralnya. Mereka akan menghalakan segala cara untuk bertindak sesuai keinginan hasratnya, sehingga rencana dan kenyataanya berbeda. Berbeda dengan orang yang sudah sukses dalam pendidikan moralnya. Mereka lebih banyak mempertimbangkan tindakanya, apakah tindakanya merugikan orang lain atau tidak. Jika tidak maka dia kerjakan tetapi jika ia maka dia tinggalkan. Itu salah satu gambaran ringgan dari orang yang memiliki keberhasilan dalam pendidikan moralnya. Dia lebih adil dalam memberikan tindakan dari pada orang yang memang gagal maupun tidak tahu standar keadilan tersebut.

Begitupun dengan pembangunan negeri ini. Jika pemimpinya beres dan lulus pendidikan moralnya, maka tidak diragukan lagi kemajuan negeri ini tidak terbendung lagi. Baik itu kemajuan yang bersifan moral, spiritual, intelektual maupun meterial. Sehingga peradaban bangsa ini akan kembali berjaya dimata dunia. Oleh sebab itu kita harus sadar dan segera bangkit akan kebobrokan mental bangsa ini. Yaitu dengan kembali kepada kebenaran dan menjauhi keburukan yang akan menghancurkan peradaban bangsa ini.

Oleh Riska Vianto

Kamis, 11 Januari 2018

Makalah Karakteristik Pendekatan Interdisipliner

MAKALAH
KARAKTERISTIK PENDEKATAN INTERDISIPLINER
(Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Interdispliner)

Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I



Disusun Oleh:
Riska Vianto
NIM. 16150242





PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017/2018



BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Pada mulanya nusantara adalah wilayah yang dimana di dalamnya terdapat faham animisme dan dinamisme. Yang dimana hal tersebut melekat erat pada budaya masyarakat nusantara samapai saat ini. Tapi dengan berjalanya waktu sejak Islam mulai masuk ke bumi nusantara maka proses Islamisasi tetap berjalan samapai saat ini walaupun nusantara saat ini menjadi wilayah dengan penduduk mayoritas muslim. Hal tersebut dikarenakan melihat kondisi masyarakat yang masih amat variatif dalam memahami agama ini. dikarenakan oleh faktor budaya yang melekat di masyarakat nusantara khusunya.
B.          Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.       Apa Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam?
2.       Bagaimana Pendekatan Interdisipliner dalam studi Islam?
3.       Apa saja karakteristik pesndekatan Interdispliner?
C.          Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil manfaat sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian pendekatan dalam Studi Islam
2.      Untuk mengetahui pendekatan Interdispliner dalam studi Islam
3.      Untuk mengetahui berbagai macam karakteristik pendekatan interdispliner

 


BAB II
PEMBAHASAN

A.         Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai dengan paradigmanya.[1]
Sedangkan menurut Dr. Armai Arief, M.A. pendekatan adalah Pertama, proses perbuatan, cara mendekati. Kedua, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode – metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Dalam bahasa inggris pendekatan diistilahkan dengan “approach”, dalam bahasa Arab disebut dengan “madkhal”.[2]
Jadi pendekatan disini ialah usalah yang dilakukan manusia untuk menciptakan hubungan yang harmonis diantara kedua belah pihak. Supaya tercipta hubungan yang stabil dan saling menguntungkan serta terdapat manfaat diantara kedua belah pihak.

B.         Pendekatan Interdisipliner dalam studi Islam
Text Box: 2
pendekatan interdispliner yang dimaksud adalah penyelidikan terhadap sesuatu (Kajian). Dengan mengunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang. Delam studi misalnya mengunakan pendekatan sosiologis, historis dan normatif secara bersama.[3] Pendekatan seperti ini semakin dibutuhkan pada saat ini. karena pendekatan ini mampu memecahkan masalah lebih komplit dari pada pendekatan yang mengandalkan satu metode. Misalnya ialah ketika mengaji Al-Qur’an dan sunah tidak cukup mengunakan pendekatan tekstual saja.  Tetapi harus dilengkapi dengan pendekatan sosiologis dan historis sekalian.
Dari kutipan diatas dapat melahirkan beberapa catatan penting. Pertama, bahwa perkembangan penbidangan studi Islam dan pendekatan sejalan dengan perkembagan ilmu pengetahuan. Kedua, adanya penekanan terhadap bidang dan pendekatan tertentu yang dimaksudkan supaya ajaran Islam dapat dipahami lebih lengkap dan komplek. Hal tersebut adalah suatu yang wajar  dan harus terjadi. Karena kalau tidak bisa jadi orang berfikir agama tidak bisa bersesuaian dengan zaman.
contoh dalam penggunaan pendekatan interdispliner adalah dalam menjawab status hukum aborsi. Untuk melihat status hukum aborsi perlu di lihat nash Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Tentang larangan pembunuhan anak dan proses atau tahapan penciptaan manusia dihubungkan denga teori embriologi.

C.         Karakteristik Pendekatan Interdispliner
Diera dimana segala bidang ilmu pengetahuan berkembang. Seorang pelajar atau pengajar harus mampu mengali ilmu yang akan dipelajari. yaitu dengan cara mengali informasi dari objek yang akan dipelajarai. Oleh karena itu para ahli banyak memberikan metode yang digunakan untuk memahai ilmu tersebut diantaranya adalah:
1.      Pendekatan Interdispliner
Interdisipliner  (interdisciplinary)  adalah  interaksi  intensif  antar satu  atau lebih  disiplin,  baik  yang  langsung  berhubungan  maupun  yang  tidak,  melalui program-program penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan  analisis. Atau pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu.
2.      Pendekatan Multidispliner
Multidisipliner multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin  untuk  bersama-sama  mengatasi  masalah  tertentu. Atau pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan.
3.      Pendekatan  Transdisipliner
Transdisipliner  (transdisciplinarity)  adalah  upaya  mengembangkan sebuah  teori  atau  aksioma baru  dengan  membangun  kaitan  dan keterhubungan  antarberbagai  disiplin (Prentice, 1990). Atau pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relative dikuasai dan relevan dengan masalah yang akan di pecahkan tetapi berada diluar keahlian sebagai hasil pendidikan formal dari orang yang memecahkan masalah tersebut.
4.      pendekatan krosdisipliner
Pendekatan Krosdisipliner ialah pendekatan dalam suatu pemecahan masalah dengan menggunakan tinjauan dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan.




BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Pendekatan adalah Paradigma atau cara pandang yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang kemudian kemudian digunakan dalam pemahaman agama. Dalam konteks ini adalah pemahama terhadap agama Islam yang dapat dilihat berbagai sudut pandang.
Pendekatan Interdispliner adalah sebuah kajian yang mengunakan dengan sejumlah pendekatan atau paradigma secara bersama sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada hanya menggunakan satu pendekatan saja.
Dan di dalam makalah ini pemakalah berusaha untuk memaparkan definisi dari berbagai macam pendekatan yang ada. Dengan demikian diharapkan pembaca dapat mengetahui definisi berbagai macam pendektan yang ada.



 


B.   REFRENSI MAKALAH
11. Sumber Internet
Harso Martono Anugroho bin, Studi Islam Interdispliner, [Online], (http://msitadriskimia.blogspot.co.id/2010/09/studi-islainterdisipliner.html) diakses Pada hari Sabtu, 04 November 2017 | Pkl 10:13
Wikipedia Bahasa Indonesia, Makna Sematik, [Online], (https://id.wikipedia.org/wiki/Semantik) Diakses Pada hari Sabtu, 04 November 2017 | Pkl 10:14
Simiati257, Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan Tujuannya, [Online], (http://simiati257.blogspot.co.id/2011/09/plsbt.html) diakses Pada hari Minggu, 19 November 2017 | Pkl 10:13
    2.Sumber Buku
  M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Amzah, 2006, hlm.58
  Dr. Armai Arief, M.A. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta : Ciputat Press. 2002), hlm. 99.
  M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Amzah, 2006, hlm.290
  Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, cet. X , Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 46.




[1] M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Amzah, 2006, hlm.58
[2] Dr. Armai Arief, M.A. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta : Ciputat Press. 2002), hlm. 99.